Politik
Trending

Upayakan Sejak 2015, Bupati Madina Ingin Sulap Ladang Ganja Jadi Kebun Hortikultura

KawalSumut.Com – Bupati Mandailing Natal, H. Dahlan Hasan Nasution berkomitmen mengentaskan ladang ganja yang terdapat di Kecamatan Penyabungan Timur dan menggantinya dengan tanaman hortikultura. Hal ini sudah diupayakan Dahlan sejak Januari 2015 mengingat banyaknya generasi penerus yang positif terjangkit narkoba.

Kabupaten Mandailing Natal sendiri merupakan daerah penghasil ganja terbesar kedua di Indonesia. Berbeda dengan Aceh yang berada di peringkat pertama karena ganja tumbuh secara liar, di Madina ganja tumbuh karena ada oknum yang membudidayakan.

Atas keresahan inilah, dirinya sebagai Bupati tercatat sudah menyuarakan hal ini sebanyak 5 kali ke pemerintah pusat sejak 2015 namun belum ditindaklanjuti secara tegas dan semakin meresahkan masyarakat. Dari dokumen yang diterima, Dahlan sudah menyurati Presiden RI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Menteri Pertanian RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sejak 2015. Paling terakhir tercatat dirinya menyurati Menteri Pertanian RI pada 27 Januari 2020 dengan nomor surat 521/0258/DISTAN/2020 dengan perihal Pengalihan Tanaman Ganja menjadi Tanaman Hortikultura, Peternakan dan Perkebunan di Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal.

Ada empat desa yang disinyalir menjadi lahan bagi tumbuh suburnya ganja di Panyabungan Timur, diantaranya Desa Hutatua, Huta Bangun, Huta Tinggi dan Banjar Lancat yang terdiri dari 463 Kepala Keluarga. Di empat desa inilah puluhan hektar tanaman ganja tersebar.

“Mereka menghidupi keluarganya dari bertani ganja, karena tidak tahu apalagi yang mau ditanam untuk hidup. Makanya saya ingin mengganti tanaman ganja ini dengan tanaman asli Madina seperti kopi mandailing atau minyak atsiri,” ujar Dahlan saat ditemui di kediamannya Kamis (12/02).

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya pemusnahan tanaman ganja sudah dilakukan sebayak dua (2) kali oleh Badan Narkotika Nasional, Polda Sumut, Polres Mandailing Natal yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Namun, akibat hal tersebut berdampak pada pencurian terhadap hasil perkebunan terutama karet masyarakat di sekitarnya, hal ini karena kondisi penghidupan yang sangat memprihatinkan.

“Sudah pernah dimusnahkan, tapi jadi kacau mereka jadi mencuri pertanian masyarakat dan saat suasana tenang mereka kembali bertani ganja karena sumber penghidupan mereka dari sana. Makanya kalau mau dimusnahkan harus punya gantinya,” ujar Dahlan.

Ia pun memaparkan bahwa sebenarnya para petani ganja ini tidak banyak mendapatkan keuntungan dari bertani ganja.

“Yang diuntungkan itu ya penadahnya, mereka gak dapet banyak dari situ,” ujar Dahlan.

Upaya ini juga dilakukannya dalam rangka mengentaskan narkoba dalam hal ini ganja yang merasuki para generasi penerus. Menurutnya, dari tes narkoba yang pernah dilakukan di sekolah-sekolah tidak satupun yang luput dari narkoba. Mengingat salah satu penghasil ganja terbesar di Indonesia berasal dari Madina.

Untuk itu, Dahlan berharap adanya kerjasama dari berbagai pihak dalam hal ini pemerintah pusat dalam mewujudkan hal ini. Upaya ini perlu dilakukan demi pemberdayaan masyarakat yang berakhlak dan jauh dari bahaya narkoba.

“Kita berharap uluran tangan dari pemerintah pusat, karena kalau kita sendiri yang bergerak tidak akan mungkin. Wilayahnya luas, masyarakatnya masih primitif, pendekatan yang dilakukan harus dari berbagai lini,” tegas Dahlan.

Pemerintah pusat harus tegas dan berani dalam upaya mengentaskan hal ini. Terutama dalam mengentaskan otak dari pengembangbiakan ladang ganja di Madina ini.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close