Wisata

Harapan Terwujud, Sihar Sitorus Sambut Baik Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark

Pasca Menjadi UNESCO Global Geopark, Sihar Ajak Kembangkan Kaldera Toba sebagai Warisan Tuhan bagi Orang Batak dan Indonesia Sebagai Tujuan Wisata Berkebudayaan, Edukatif, dan Terbuka

KawalSumut.Com – Perjuangan panjang para pegiat lingkungan danau toba, akhirnya tidak sia-sia. Dewan Eksekutif UNESCO menetapkan Kaldera Toba di Sumatera Utara sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Selasa (7/7). Hal ini mengundang sejumlah apresiasi positif dari masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Salah satunya datang dari Anggota DPR RI Komisi XI, Sihar PH Sitorus yang salah satu wilayah pemilihannya berada di sekitar Geopark Kaldera Toba. Semasa kampanye tahun 2018-2019, Sihar kerap terlihat mengunjungi berbagai lokasi di sana, seperti mendaki Pusuk Buhit, mengunjungi Pusat Informasi Kaldera Toba, bahkan menghadiri pesta rakyat di sana.

Sihar Sitorus pernah mendaki Pusuk Buhit saat Kampanye Pilgubsu 2018

“Selamat atas penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark,” tulisnya melalui unggahan sosial media miliknya berupa video berdurasi 1 menit.

Dalam video tersebut menunjukkan kompilasi kunjungan Sihar di beberapa titik yang berada di sekitar Kaldera Toba. Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini, menyoroti betapa Kaldera Toba memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya baik itu dari bebatuan, makhluk hidup, hingga kepada budayanya. Bahkan di video yang diambil pada Mei 2018 lalu tersebut Sihar juga telah menyampaikan harapannya Kaldera Toba dapat menjadi warisan UNESCO dan akhirnya telah terwujud pada Selasa 7 Juli 2020.

Sihar memang kerap terlihat menyuarakan agar Kaldera Toba dapat menjadi situs warisan UNESCO baik semasa kampanye hingga duduk di kursi legislatif. Maka, Sihar menjadi salah satu orang yang sangat senang dan bangga dengan penetapan UNESCO untuk Kaldera Toba tersebut. “Kemenyan sebagai komponen biodiversity kaldera toba, kita akan mendesak UNESCO untuk melegitimasi dan dukungan dana dalam pelestariannya” ujar Sihar dikutip dari Harian SIB 22 Maret 2018 saat dirinya mengunjungi petani kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sihar Sitorus pun kembali berkunjung ke Pusat Informasi Kaldera Toba Januari 2019

Tidak hanya kemenyan, lanjutnya, dalam Geopark Kaldera Toba, komponen geodiversity seperti batu monolik hasil letusan gunung berapi dan culturediversity seperti situs dan air terjun harus terpelihara. “Biodiversity, geodiversity dan culturediversity kaldera Toba ada di Humbahas. Hal ini menjadi pemandangan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” kata Sihar.

Kemudian Sihar juga mengajak masyarakat untuk mendukung penuh pembangunan dan pemeliharaan Kaldera Toba menjadi lebih baik lagi. “Ayo kita perkenalkan dan kembangkan warisan Tuhan bagi orang Batak dan Indonesia kepada dunia sebagai tujuan wisata berkebudayaan, edukatif dan terbuka,” lanjut Sihar dalam captionnya.

Dubes RI Armmanatha Nasir dalam keterangan resmi KBRI Paris mengatakan Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal.

Arrmanatha mengatakan, penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark memberi kesempatan dan sekaligus juga tanggung jawab bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat setempat. Penetapan Kaldera Toba, dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di Kawasan tersebut. Sehingga, terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mempromosikan budaya, produk lokal, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Sihar Sitorus saat melepas penat di Air Terjun Janji di Wilayah Kaldera Toba

“Pada saat yang sama, dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, pemerintah dan masyarakat setempat berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari Kawasan Kaldera Toba,” ungkap Arrmanatha.

Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.

Kaldera Toba terbentuk dari ledakan super volkano 74.000 tahun lalu. Dasar kaldera tersebut dipenuhi dengan air dan menjadi danau terbesar di Indonesia. Keindahan Kaldera Toba dan kekayaan budaya yang dimiliki menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang masuk dalam daftar ’10 Bali Baru’.

Selain Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki 4 situs UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO antara lain 10 warisan budaya tak benda 9 situs warisan budaya dan alam, serta 16 cagar biosfer yang telah tercatat di UNESCO

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close