Olah Raga
Trending

Tak Ada Uang Saku, Atlet Wushu Sumut PSE Tetap Rutin Latihan Target Lolos PON

Kawal Sumut, Medan. Para atlet Wushu yang dibina dalam Program Sumut emas (PSE) tidak lagi menerima uang saku karena kekeringan dana di KONI Sumut.

Seluruh atlet Wushu yang tergabung dalam PSE pembinaan Pengurus Provinsi Wushu Indonesia Sumatera Utara (Pengprov WI Sumut) tetap menjalani latihan rutin.

Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengprov WI Sumut Heryanto kepada Tribun Medan.

Menurutnya latihan rutin memang harus tetap dilaksanakan dan tidak ada yang namanya berhenti, kecuali yang memang sedang mengikuti kejuaraan.

“Latihan rutin tetap. Biasa kalau akhir tahun itu seminggu minimal 7 kali,” ujarnya, Rabu (19/12/2018).

Heryanto menjelaskan bahwa saat ini, Ada belasan atlet Wushu yang mengikuti Program Sumut emas (PSE) dan sedang menjalani pembinaan oleh Pengprov WI Sumut.

Dia mengatakan atlet-atlet PSE yang saat ini menjalani pembinaan oleh Pengprov WI Sumut juga berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Sumut.

“Kalau Taolu kan semua Medan. Kalau untuk Sanda ada dari Tobasa, Simalungun, Karo, dan Medan,” terangnya.

Heryanto juga mengatakan bahwa untuk para atlet PSE yang dibina diberikan target-target khusus. Salah satunya bagi atlet Wushu Sumut yang ikut PSE diharapkan semua harus lolos pra PON dan bisa mengikuti PON 2020.

“Untuk masuk PSE kan ranking tiga besar nasional, Kategorinya itu. Atlet PSE targetnya untuk kejuaraan tahun depan khususnya pra PON. Kalau ditanya medali kita tidak bisa perhitungkan karena beberapa kejuaraan terakhir itu banyak atlet Nasional yang tidak ikut, jadi minimal kita dari semua atlet Sumut (yang ikut PSE) itu kita harus lolos. Karena mereka selama ini sudah dibina oleh KONI, mereka (atlet PSE) harus memenuhi tanggung jawabnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, saat ditanya terkait rencana program pembinaan atlet Wushu SUMUT ke depan, Heryanto mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya berkeinginan untuk bisa memberikan para atlet untuk bisa mengikuti training camp di China.

Menurut Heryanto, rencana mengadakan training camp di China diperlukan untuk pelatihan dan peningkatan kualitas atlet. Keinginan untuk mengejar training camp tersebut, katanya, juga sudah disampaikan ke pihak KONI Sumut. Tapi menurut Heryanto terkait rencana ini sampai saat ini belum secara resmi apakah akan disetujui atau tidak.

“Belum disetujui karena anggaran dari KONI juga belum tahu. Minimal kalau untuk yang Sanda terutama ada 2-3 bulan di sana. Itu memang perbedaannya jauh sekali kalau di training camp kan. Kalau untuk pra PON ada beberapa atlet dari usia junior masuk ke senior. Artinya mereka bisa bertanding di PON. Ya mudah-mudahan yang junior menuju senior baru ini bisa dapat tiket lolos PON juga ,” sebutnya.

(Sumber: tribun-medan.com)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close